Lebih Dari 500.000 Ekor Ternak Babi di NTT Mati Akibat Terpapar Virus ASF

- 8 Februari 2023, 14:21 WIB
Satu di antara babi yang mati akibat virus ASF, dibuang warga di tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Penfui, Kota Kupang, NTT akhir Februari 2020.*
Satu di antara babi yang mati akibat virus ASF, dibuang warga di tempat pembuangan sampah sementara di kawasan Penfui, Kota Kupang, NTT akhir Februari 2020.* /ANTARA/ Juventus Beribe

"Wabah baru virus ASF yang terjadi pada 2023 ini kembali membuat NTT menjadi daerah yang paling terdampak di Indonesia baik secara ekonomi maupun budaya," tegasnya.

Selain penyerahan LAMP, Pemerintah Australia melalui Program Australia Indonesia Partnership for Promoting Rural Incomes through Support for Markets in Agriculture (PRISMA) dan Program Kemitraan Australia Indonesia untuk Ketahanan Kesehatan (AIHSP) juga akan melakukan kegiatan peningkatan kapasitas (bimbingan teknis), Lokakarya, dan training of trainers (ToT) dengan sasaran petugas lapangan veteriner dan teknisi laboratorium.

Baca Juga: Dalam Dua Bulan Terakhir, Disnak NTT Laporkan Sebanyak 233 Ekor Babi Mati Mendadak

Selain membantu produsen ternak, dampak dari penggunaan LAMP juga diharapkan dapat memberikan dorongan ekonomi bagi pelaku pasar yang terlibat dalam perdagangan ternak dan produk turunannya.

“Kami sangat bahagia petani skala kecil dan pengusaha yang terlibat dalam pengembangan sektor Babi akan mendapatkan akses terhadap fasilitas pengujian penyakit hewan yang tersedia di Pulau Sumba, Flores dan Timor. Hal ini akan membuat ternak babi milik peternak aman dan pendapatannya terlindungi, selagi sektor Babi ini pulih dari Virus Demam Babi Afrika” kata Nina FitzSimons.***

Halaman:

Editor: Wahyudi

Sumber: Antara News


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x