Erick Thohir Gebrak Sepak Bola Wanita: Gaet Pelatih Jepang, Siapkan Liga 1 Putri

20 Februari 2024, 14:59 WIB
Pelatih Timnas Putri Indonesia Satoru Mochizuki (tengah) diperkenalkan dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa 20 Februari 2024. /docs. PSSI

JURNAL SINJAI - Sepak bola wanita Indonesia saat ini tengah berada di momentum positif. Perlu dorongan untuk ditingkatkan prestasi dan kualitasnya.

Peluang timnas putri untuk mencetak prestasi pun terbuka lebar. Pasalnya keberadaan beberapa pesepak bola putri yang bermain di luar negeri dan persaingan sepak bola wanita di Asia Tenggara serta Asia yang masih kompetitif membawa angin segar.

Tak ingin duduk diam, PSSI bergerak cepat melakukan kontrak dengan Satoru Mochizuki sebagai pelatih putri Indonesia asal Jepang.

Baca Juga: Siap-siap! Tak Lama Lagi Kompetisi Sepak Bola di Indonesia Pakai VAR, PT LIB Lakukan Simulasi

Penandatanganan kontrak dilakukan langsung oleh Ketua Umum PSSI Erick Thohir dan Satoru Mochizuki di Jakarta, Selasa, 20 Februari 2024.

Satoru yang dikontrak untuk masa dua tahun itu pernah memperkuat klub liga 1 Japan Soccer League, Urawa Reds dan Kyoto Purple Sanga, serta klub divisi dua, Nippon Kokan di awal karier sepak bolanya.

"Penunjukan ini agar sepak bola putri kita juga bangkit dan membuktikan bahwa kami di PSSI tidak hanya fokus di putra saja. Mengapa langsung timnas? Karena saat ini, timnas putri kita punya pemain-pemain yang secara kualitas baik, dengan ada beberapa main di liga luar negeri. Jadi momentumnya lagi bagus dan harus kita manfaatkan," jelas Erick Thohir.

Saat ini, sejumlah pemain timnas putri Indonesia tengah meniti karier di luar negeri. Mereka terdiri dari Helsya Maeisyaroh, Sheva Imut, Shafira Ika yang memperkuat klub tier 4 Jepang, FC Ryukyu Ladies. Kemudian ada pula Fani Supriyanto yang membela klub divisi satu Liga Putri Arab Saudi, Al Hammah.

Baca Juga: Klasemen La Liga: Barcelona Dekati Girona, Real Madrid Tetap di Puncak

"Pelatih Satoru yang dipilih untuk tangani timnas putri ini, punya track record bagus dan mumpuni untuk memajukan sepak bola putri di Tanah Air. Saya pilih Jepang karena tradisi sepak bola putri Jepang sangat kuat. Juara dunia sekali, dan sembilan kali lolos terus ke putaran final Piala Dunia putri sejak 1991," jelas Erick sekaligus menambahkan kehadiran coach Satoru menjadi bagian dari kerja sama PSSI dengan Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) yang diresmikan Mei 2023.

Timnas putri Indonesia terakhir mencetak prestasi lolos ke Piala Asia Wanita 2022. Namun, Safira Ika Puteri cs, gagal melaju ke fase gugur. Meski saat ini PSSI fokus pada timnas putri, namun Erick menyatakan tidak melupakan sisi pembinaan.

Untuk mendukung kompetisi atau liga sebagai kunci pembinaan, PSSI tengah menyusun cetak biru kompetisi wanita dari usia muda, sebelum menggulirkan Liga 1.

"Salah satunya, akhir bulan ini akan digelar turnamen putri usia muda U10 dan U14. Ini awal karena harus dimulai dari usia 9, 12, 14, yang menandakan pembinaan dari bawah. Lalu dibuat zona-zona yang diikuti klub, sehingga baru bisa dijadikan liga. Turnamen-turnamen muda ini bisa menyalurkan kompetisi dan menampung bakat sepakbola wanita kita," ucap Erick.***

Editor: Wahyu S

Sumber: PSSI

Tags

Terkini

Terpopuler