Teks Kultum Ramadhan atau Ceramah Singkat tentang Puasa yang menjadi Tameng dari Api Neraka

19 April 2022, 11:01 WIB
Ilustrasi. Teks Kultum Ramadhan atau Ceramah Singkat tentang Puasa yang menjadi Tameng dari Api Neraka /pixabay.com/aditya_wicak

JURNAL SINJAI – Puasa mengajarkan kita untuk lebih banyak bersabar. Selain menahan lapar dan haus, kita juga harus menahan hawa nafsu.

Dalam menjalankannya, puasa akan menjadi sia-sia jika kita melakukan maksiat atau perbuatan dosa.

Oleh sebabnya puasa juga disebut sebagai benteng untuk menahan diri dari segala perbuatan buruk.

Baca Juga: Materi Kultum atau Ceramah Singkat: Selain Pahala, Dosa juga Dilipatgandakan Selama Ramadhan

Dikutip Jurnal Sinjai dari khutbahsingkat.com, berikut teks kultum Ramadhan atau ceramah singkat tentang puasa yang menjadi tameng dari api neraka.

Puasa merupakan ibadah yang harus dijalani dengan kesabaran yang ekstra. Ketahanan dalam menjaga diri dari beragam hal yang membatalkan sahnya puasa atau menggugurkan pahalanya tentu harus diperkuat.

Fisik yang kuat dan jiwa yang bersih menjadi modal penting dalam menjalani ibadah ini. Dua hal tersebut juga tanpa disadari dilatih saat melakukan rukun Islam ketiga ini.

Sebab, orang berpuasa diwajibkan untuk menahan lapar dan dahaga. Pun laku-laku maksiat dan perkara negatif sangat dilarang. Sebab, selain menambah dosa, hal tersebut juga dapat menggugurkan pahala puasa.

Baca Juga: Contoh Ceramah Singkat Cocok untuk Semua Acara, Tema: Peningkatan Ketakwaan di Bulan Suci Ramadhan

Oleh karena itu, Nabi Muhammad saw menegaskan bahwa puasa merupakan tameng sekaligus benteng pertahanan penting dari segala perbuatan buruk, hingga panasnya api neraka.

Imam Ahmad dan Imam an-Nasai meriwayatkan dari Abu Hurairah ra, sesungguhnya Nabi Muhammad saw bersabda, “Puasa adalah tameng.”

Imam Ahmad bin Hajar al-Haitami atau yang dikenal Imam Ibnu Hajar menulis dalam kitabnya yang berjudul Ithafu Ahlil Islam bi Khususiyyatis Shiyam, bahwa junnatun berarti perlindungan atau penutup.

Maksudnya, puasa tersebut dapat menjadi pelindung, penutup, atau benteng bagi orang yang berpuasa dari api neraka. Dalam penjelasan lain, puasa dapat melindungi orang yang melakukannya dari berbagai syahwat yang membahayakan baginya.

Sementara itu, Al-Qadli ‘Iyadl, sebagaimana dikutip Imam Ibnu Hajar, bahwa puasa menjadi benteng dari perbuatan-perbuatan yang mengandung dosa.

Baca Juga: Materi Kultum Ramadhan 1443 H: Kewajiban Menolong Bagi Sesama Muslim

Meskipun demikian, dalam hadits lain disebutkan, bahwa puasa menjadi benteng bagi orang yang melakukannya ini ternyata memiliki dua syarat.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad, Imam An-Nasai, dan Imam Ibnu Majah, dari Utsman bin Abi Al-‘Ash, bahwa “Puasa merupakan benteng dari neraka, seperti benteng salah satu dari kalian dari perang, selagi benteng tersebut tidak dibakar dengan kebohongan dan ghibah.”

Hadits di atas menunjukkan bahwa puasa sebagai benteng dari neraka bagi orang yang melakukannya itu memiliki dua syarat, yakni orang tersebut tidak melakukan kebohongan dan ghibah saat menjalankannya. Sebab, dua hal tersebut dapat membakar, merusak, dan menghapus benteng tersebut.

Lebih lanjut, Imam Ibnu Hajar menegaskan, bahwa puasa yang menjadi benteng dari neraka, perbuatan dosa, hingga azab Allah merupakan puasanya orang yang selamat dari perkara-perkara maksiat, baik berupa ucapan ataupun pekerjaan.***

Editor: Wahyu S

Sumber: KhutbahSingkat.com

Tags

Terkini

Terpopuler