Menurut Mastuki, Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan telah mengalokasikan 270 kuota peserta. Nantinya, pelatihan akan diselenggarakan dalam sembilan angkatan, setiap angkatan 30 orang.
“Selama proses pembelajaran, peserta akan didampingi fasilitator dan nara sumber ahli dalam deteksi dini konflik dan resolusi konflik,” tandasnya.***