Tertinggi Dalam 3 Tahun Terakhir, Inflasi Sulsel pada Desember 2021 Capai 0,92 Persen

5 Januari 2022, 17:30 WIB
BPS Provinsi Sulawesi Selatan mencatat inflasi Sulsel pada Desember 2021 sebesar 0,92 persen. Angka ini menjadi yang tertinggi dalam 3 tahun terakhir. /Tangkapan layar channel YouTube/BPS Provinsi Sulawesi Selatan

JURNAL SINJAI – Provinsi Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 0,92 persen pada Desember 2021. Terjadi kenaikan indeks harga konsumen dari November 2021 sebesar 106,92 menjadi 107,91 pada Desember 2021. 

Kepala BPS Sulsel Suntono mengatakan inflasi pada Desember 2021 ini merupakan yang tertinggi dalam tiga tahun terakhir. 

"Perkembangan tingkat inflasi gabungan dari lima kota, tercatat bahwa inflasi pada bulan Desember 2021 itu mencapai 0,92 persen itu merupakan Inflasi tertinggi sepanjang tahun 2021, dan kalau kita lihat tiga tahun kebelakang inflasi di bulan Desember 2021 ini juga merupakan inflasi tertinggi sepanjang tiga tahun terkahir," ujar Suntono dalam keterangannya dikutip dari channel YouTube BPS Provinsi Sulawesi Selatan, Selasa 4 Januari 2022.

Baca Juga: Nilai Impor Sulsel Turun 34,45 Persen pada November 2021

Inflasi tahun kalender dari tahun ke tahun juga mengalami peningkatan pada 2021 dengan presentase 2,40 persen.

"Kalau kita lihat inflasi dari tahun ke tahun, Desember 2019 tercatat 2,35 persen, Desember 2020 tercatat 2,04 dan Desember 2021 itu 0,40 persen," tambahnya.

Kemudian tingkat inflasi pada kabupaten/kota, inflasi tertinggi tercatat pada Kota Parepare sebesar 1,14 persen. Sementara inflasi terendah 0,65 persen di Kota Palopo.

Selanjutnya untuk gabungan Inflasi 5 kota IHK sepanjang Desember 2021 dari kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau ini mengalami inflasi tertinggi yang mencapai 2,36 persen dengan andil Inflasi mencapai 0,692 persen.

Baca Juga: Mayoritas Harga Pangan Naik di Awal Tahun, Minyak Goreng Curah Paling Tinggi

Inflasi tertinggi kedua adalah transportasi yang mengalami inflasi 1,58 persen dengan andil 0,181. Berikutnya kelompok penyediaan makanan, minuman atau restoran ini mengalami inflasi cukup tinggi 0,11 persen dengan andil 0,009.

Kemudian pengeluaran untuk perawatan pribadi dan jasa mengalami inflasi 0,21 persen dengan andil terhadap inflasi 0,016 persen. Selanjutnya untuk kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki 0,10 persen dengan andil 0,009 persen.

Sementara untuk perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga ini juga mengalami inflasi 0,17 persen dengan andil 0,012 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran untuk kesehatan dan kelompok pengeluaran untuk informasi komunikasi ini mengalami deflasi atau mengalami penurunan. 

Untuk pengeluaran kesehatan ini deflasi 0, 04 persen dengan andil 0,001 persen. Selanjutnya untuk pengeluaran informasi dan komunikasi jasa keuangan terjadi deflasi 0,08 persen dengan andil 0,004 persen.

Baca Juga: Prediksi Skor Arema vs Tira Persikabo di BRI Liga 1 Malam ini, 5 Januari 2022

Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan tingkat inflasi untuk keseluruhan tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, tetapi tetap berada dalam rentang sasaran 3,0 +/- 1,0 persen (yoy). 

"Terjaganya inflasi, didukung upaya stabilitas harga oleh TPID dalam koridor 4 K, yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif)," katanya. ***

Editor: Wahyu S

Sumber: BPS

Tags

Terkini

Terpopuler