Sulsel Catat Inflasi 3,38 Persen, Kenaikan Harga Minyak Goreng jadi Pemicu

10 Mei 2022, 10:39 WIB
Ilustrasi. BPS mencatat Sulsel mengalami inflasi sebesar 3,38 persen (yoy). /Pixabay/Tumisu

JURNAL SINJAI - Kenaikan harga minyak goreng menjadi salah satu penyebab naiknya inflasi di Sulsel pada April 2022.

Selain itu, tingginya permintaan masyarakat pada periode Ramadan hingga menjelang Hari Raya Idulfitri juga turut memberikan adil pada tingginya angka inflasi di Sulsel.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Sulsel mengalami inflasi sebesar 3,38 persen secara tahunan (yoy). 

Baca Juga: Antisipasi Kehabisan Stok, Dinas ESDM Sulsel Bakal Buat Aturan Pembatasan Pembelian Solar dan Pertalite

"Dari 5 kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Makassar sebesar 1,27 persen (mtm), sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Bulukumba yaitu sebesar 0,62 persen (mtm)," ujar kepala BPS Sulsel, Suntono seperti dikutip dalam keterangan resminya, Selasa, 10 Mei 2022.

Sementara secara bulanan, Sulsel mengalami inflasi sebesar 1,21 persen (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm).

Adapun, secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 2,29 persen (ytd).

Inflasi bulanan di Sulsel utamanya disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau; Transportasi; dan Penyediaan Makanan dan Minuman/Restoran dengan inflasi masing-masing sebesar 2,80 persen; 2,37 persen; dan 0,65 persen (mtm).

Baca Juga: KPPU Temukan Bukti Dugaan Kartel Minyak Goreng, Status Penegakan Hukum Masuk Tahap Penyelidikan

"Inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki andil sebesar 0,84 persen yang utamanya dipengaruhi oleh naiknya harga minyak goreng, daging ayam ras, kue kering berminyak, tomat, dan udang basah," jelasnya.

Suntono menambahkan inflasi kelompok makanan yang lebih tinggi tertahan oleh turunnya harga cabai rawit, ikan teri, beras, bawang merah, dan pisang.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Fadjar Majardi mengatakan meskipun harga beberapa komoditas pangan strategis mengalami peningkatan, secara umum tingkat inflasi di Sulsel masih terkendali dengan baik.

"Inflasi di Sulsel masih berada dalam sasaran inflasi nasional tahun 2022 yaitu 3,0±1 persen," kata Fadjar.

Menurutnya, kondisi ini tidak terlepas dari berbagai upaya yang dilakukan oleh Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel dalam menjaga kestabilan harga-harga komoditas, utamanya bahan pangan strategis, melalui strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif) dan penguatan kerjasama perdagangan antar daerah.

Baca Juga: Info Loker Mataram: PT JBA Surabaya Buka Lowongan Kerja Untuk Lulusan SMK, Cek Syaratnya

Lebih jauh, ia mengatakan proses pemulihan ekonomi yang terus berlangsung pada tingkat nasional dan daerah, diprakirakan akan turut memberikan tekanan inflasi Sulsel.

"Risiko tekanan harga yang berasal dari imported inflation, sebagai dampak terganggunya supply chain global akibat kondisi geopolitik di wilayah Eropa, juga perlu terus diwaspadai," tambahnya.

Menyikapi dinamika perekonomian global dan nasional, Bank Indonesia bersama dengan TPID di wilayah Sulsel akan terus bersinergi dalam rangka menjaga stabilitas harga dan pengendalian inflasi, baik pada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota.***

Editor: Wahyu S

Tags

Terkini

Terpopuler