Inflasi tertinggi kedua adalah transportasi yang mengalami inflasi 1,58 persen dengan andil 0,181. Berikutnya kelompok penyediaan makanan, minuman atau restoran ini mengalami inflasi cukup tinggi 0,11 persen dengan andil 0,009.
Kemudian pengeluaran untuk perawatan pribadi dan jasa mengalami inflasi 0,21 persen dengan andil terhadap inflasi 0,016 persen. Selanjutnya untuk kelompok pengeluaran pakaian dan alas kaki 0,10 persen dengan andil 0,009 persen.
Sementara untuk perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga ini juga mengalami inflasi 0,17 persen dengan andil 0,012 persen. Sedangkan kelompok pengeluaran untuk kesehatan dan kelompok pengeluaran untuk informasi komunikasi ini mengalami deflasi atau mengalami penurunan.
Untuk pengeluaran kesehatan ini deflasi 0, 04 persen dengan andil 0,001 persen. Selanjutnya untuk pengeluaran informasi dan komunikasi jasa keuangan terjadi deflasi 0,08 persen dengan andil 0,004 persen.
Baca Juga: Prediksi Skor Arema vs Tira Persikabo di BRI Liga 1 Malam ini, 5 Januari 2022
Terpisah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan tingkat inflasi untuk keseluruhan tahun 2021 diprakirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2020, tetapi tetap berada dalam rentang sasaran 3,0 +/- 1,0 persen (yoy).
"Terjaganya inflasi, didukung upaya stabilitas harga oleh TPID dalam koridor 4 K, yakni, keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif)," katanya. ***