JURNAL SINJAI – Provinsi Sulawesi Selatan pada April 2023 mengalami inflasi sebesar 0,20 persen (mtm). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 0,75 persen (mtm).
Sementara secara tahunan inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulsel itu tercatat sebesar 4,81 persen (yoy), lebih rendah dari tahun sebelumnya sebesar 5,86 persen (yoy).
Sementara itu Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Sulsel Causa Iman Karana mengatakan inflasi di Sulsel dipicu oleh kenaikan harga kelompok transportasi khususnya angkutan udara. Hal ini seiring peningkatan permintaan pada momentum Idulfitri dan libur panjang.
"Inflasi terjadi pada aktivitas liburan ini karena di angkutan udara meningkat kemudian emas. Kalau di tahun ini kita targetkan inflasi di bawah 3 plus mines 1 persen," jelasnya.
Selain angkutan udara, berlanjutnya kenaikan harga beras turut berpengaruh terhadap tingginya inflasi di Bulan April 2023.
"Kalau beras andil 0,06 persen terhadap inflasi. Ini jadi perhatian kita di TPID jadi pembahasan insentif untuk menjaga harganya tidak terlalu bergejolak, secara produksi cukup tapi banyak beras dibawa keluar," tuturnya.
Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID akan terus melanjutkan upaya pengendalian inflasi, khususnya untuk mengantisipasi dampak El Nino, melalui koridor keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, dan komunikasi efektif, termasuk gerakan nasional pengendalian inflasi pangan (GNPIP).
Baca Juga: Peredaran Uang Tunai di Sulsel Capai Rp5,15 Triliun Selama Ramadan dan Idulfitri
"Seluruh upaya pengendalian inflasi dilakukan sesuai dengan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2022-2024. Akselerasi perbaikan struktural dengan mendorong adopsi digital untuk stabilitas inflasi dan pemulihan ekonomi Provinsi Sulsel," tutupnya.***