Jelang Ramadhan, Sulsel Catat Inflasi Sebesar 2,49 Persen pada Maret 2022, Cabai jadi Penyebab

- 2 April 2022, 14:10 WIB
Ilustrasi. Kenaikan Harga Cabai Rawit Picu Inflasi Sulsel
Ilustrasi. Kenaikan Harga Cabai Rawit Picu Inflasi Sulsel /Instagram/@sambalcumi_kdiyah

JURNAL SINJAI – Sulawesi Selatan (Sulsel) mengalami inflasi sebesar 2,49 persen (yoy) pada bulan Maret 2022.

Inflasi dipicu oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau; Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya; dan Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah Tangga dengan inflasi masing-masing sebesar 1,10 persen; 0,86 persen; dan 0,77 persen (mtm).

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia, Provinsi Sulawesi Selatan Fadjar Majardi mengatakan inflasi Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau memiliki andil sebesar 0,33 persen yang utamanya dipengaruhi oleh naiknya harga cabai rawit, bawang merah, dan cabai merah.

Baca Juga: Kemenag Sinjai Siapkan 40 Penceramah untuk Ramadhan Tahun ini

"Hal ini dipengaruhi pula oleh berkurangnya pasokan cabai rawit dan cabai merah," ujar Fadjar dalam keterangan resmi yang diterima Jurnal Sinjai, Sabtu, 2 April 2022.

Di sisi lain, lanjut dia, inflasi kelompok makanan yang lebih tinggi tertahan oleh turunnya harga ikan kembung, ikan teri, ikan cakalang, ikan merah, dan kol putih.

Lebih lanjut, secara bulanan, Sulsel mengalami inflasi sebesar 0,54 persen (mtm) atau lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat mengalami deflasi sebesar -0,04 persen (mtm). Adapun, secara tahun kalender, inflasi Sulsel tercatat sebesar 1,07 persen (ytd).

Sementara itu, secara spasial, dari 5 kota IHK (Bulukumba, Makassar, Palopo, Pare-pare, dan Watampone) di Sulsel, inflasi bulanan tertinggi dialami oleh Kabupaten Watampone sebesar 1,11 persen (mtm), sedangkan inflasi bulanan terendah dialami oleh Kota Palopo yaitu sebesar 0,45 persen (mtm).

Baca Juga: Jamin Ketersediaan Uang saat Ramadhan Hingga Idul Fitri, BI Sulsel Siapkan Rp4,43 Triliun

Menjelang periode Ramadhan dan Idul Fitri, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Sulsel terus berupaya menjaga kestabilan harga-harga komoditas, utamanya bahan pangan strategis.

TPID akan bersinergi menjalankan strategi 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif), termasuk melalui penguatan kerjasama perdagangan antar daerah wilayah Sulampua.

"Kemudian, pelaksanaan operasi pasar untuk komoditas pangan strategis, pemantauan harga dan stok pasokan bekerjasama dengan Satgas Pangan, dan penyampaian himbauan kepada masyarakat untuk bijak berbelanja khususnya selama periode puasa dan jelang Lebaran," terangnya.

Lebih jauh, kata dia, proses pemulihan ekonomi yang terus berlangsung di Sulsel, diprakirakan akan turut memberikan tekanan inflasi.

Selain itu, faktor lain yang juga perlu diwaspadai adalah risiko tekanan harga yang berasal dari imported inflation sebagai dampak terganggunya supply chain global akibat kondisi geopolitik di wilayah Eropa.

Baca Juga: Warung Makan Boleh Tetap Buka di Bulan Ramadhan, MUI Sulsel Ingatkan Hormati Orang Berpuasa

"Namun demikian, di tengah situasi konflik Rusia dan Ukraina, harga bahan pangan di Sulsel diprakirakan tetap terkendali seiring upaya pengendalian inflasi oleh TPID Sulsel," imbuhnya.***

Editor: Wahyu S


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah