Per April 2024, Utang luar Negeri Indonesia Berkurang Miliaran Dolar AS

- 14 Juni 2024, 16:23 WIB
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024
Presiden Joko Widodo (kanan) berbincang dengan Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat mengikuti Rakornas Pengendalian Inflasi Tahun 2024 di Istana Negara, Jakarta, Jumat 14 Juni 2024 /Antara

JURNAL SINJAI - Bank Indonesia (BI) mengkonfirmasi berkurangnya utang luar negeri (ULN) Indonesia sebanyak miliaran dolar AS. Hingga April 2024, ULN Indonesia berjumlah 398,3 miliar dolar AS.

Jumlah ULN tersebut berkurang cukup banyak jika dibanding ULN per Maret 2024 yang sebesar 404,8 miliar dolar AS.

"Secara tahunan, ULN Indonesia mencatat kontraksi pertumbuhan sebesar 1,5 persen year on year (yoy), setelah tumbuh sebesar 0,2 persen (yoy) pada Maret 2024. Penurunan tersebut bersumber dari ULN sektor publik dan swasta," kata Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono di Jakarta, Jumat.

 Baca Juga: Bantu UMKM Naik Kelas, Shopee Bikin Pengusaha Bertransformasi dan Berdaya Saing di Awal 2024

Erwin menuturkan ULN pemerintah melanjutkan tren penurunan. Posisi ULN pemerintah pada April 2024 tercatat sebesar 189,1 miliar dolar AS, turun dibandingkan dengan posisi pada bulan Maret 2024 sebesar 192,2 miliar dolar AS.

Secara tahunan, ULN pemerintah mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 2,6 persen (yoy), lebih dalam dibandingkan dengan kontraksi 0,9 persen (yoy) pada bulan sebelumnya. 

Penurunan posisi ULN pemerintah terutama dipengaruhi oleh penyesuaian penempatan dana investor nonresiden pada Surat Berharga Negara (SBN) domestik ke instrumen investasi lain seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Juga: Temui Badan Legislasi, KPPU Tekankan Urgensi Amandemen UU Persaingan Usaha

Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara fleksibel dan oportunistik dalam aspek timing, tenor, currency, dan instrumen untuk mendapatkan pembiayaan yang paling efisien dan optimal.

Halaman:

Editor: Sri Astuti

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah