JURNAL SINJAI - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Sulawesi Selatan (Sulsel) memproyeksikan ekonomi dunia di tahun 2024 masih akan melambat di tengah ketidakpastian yang tinggi.
Kepala BI Sulsel, Causa Iman Karana mengatakan, gejolak global masih terjadi karena fragmentasi geopolitk yang mempengaruhi fragmentasi geoekonomi.
Diantaranya Perang Russia-Ukraina, konflik Israel di Palestina dan perang dagang Amerika Serikat dengan Tiongkok.
Pak CIK sapaannya menjelaskan sejumlah karakteristik ketidakpastian ekonomi global. Pertama, slower and divergence growth.
"Pertumbuhan akan menurun ke 2,8 persen pada 2024, sebelum meningkat ke 3,0 persen pada 2025. Amerika Serikat masih baik, Tiongkok melambat, India dan Indonesia tumbuh tinggi," ujar Pak CIK, Senin, 11 Desember 2023.
Kedua, Gradual Dis-inflation. Penurunan inflasi lambat, meski pengetatan moneter agresif di negara maju Baru akan turun pada 2024 namun masih di atas target karena harga energi-pangan global dan keketatan pasar tenaga kerja.
Ketiga, Higher for Longer. Menurutnya, Fed-Fund Rate masih akan tinggi pada 2024, yield US Treasury naik tinggi karena membengkaknya utang Pemerintah Amerika.
Baca Juga: Harga Pangan Diprediksi Naik Hingga 75 Persen Jelang Nataru