Bilangan 0 Sampai 9 Disebut sebagai Angka Hindu-Arab

- 15 Juli 2022, 11:24 WIB
Ilustrasi/Para Ilmuan Muslim pada Masa Keemasan Islam
Ilustrasi/Para Ilmuan Muslim pada Masa Keemasan Islam /Gilang Mustika Musti /

Baca Juga: Menunda-nunda Hutang Tegas Dilarang dalam Islam, Lakukan Ini Jika Tak Mampu Ditepati

Penemuan al-Khawarizmi dalam bidang aritmatika dilatarbelakangi oleh ilmu pengetahuan yang berasal dari Hindu. Kata sunya digunakan oleh masyarakat Hindu untuk penulisan nol yang mengandung arti kosong. 

Al-Khawarizmi mengganti kata sunya tersebut menjadi sifr. Notasi nol secara luas digunakan 250 tahun dalam dunia Islam sebelum bangsa Eropa mengenal simbol tersebut. Kata sifr yang merupakan bahasa Arab diserap ke dalam bahasa latin menjadi cipher, zipher, zephirum, zenero,dan cinero. Ahli matematika pada abad 17 dan 18 yang menggunakan istilah cipher diantaranya adalah Adrian Metiers (1611 M), Herigone (1634 M), Cavaliere (1643 M), dan Euler (1783 M).

Notasi nol sangat berguna untuk perkembangan konsep bilangan positif dan negatif dalam bidang aljabar. Al-Khawarizmi merupakan peneliti pertama yang memperkenalkan penggunaan nol sebagai nilai pada basis 10 (angka 0-9) yang kemudian dikenal sebagai sistem bilangan desimal. Notasi penulisan yang digunakan sekarang dapat dikatakan berasal dari penemuan al-Khawarizmi, meskipun beberapa sumber lain mengatakan bahwa penulisan angka satu sampai sepuluh berasal dari bangsa India.

J.L. Berggren dalam bukunya yang berjudul Episodes in the Mathematics of Medieval Islam mengatakan bahwa angka-angka yang digunakan saat ini merupakan warisan dari matematikawan muslim abad pertengahan. Orang Hindu memang merupakan orang pertama yang menggunakan sistem sembilan digit angka, desimal, serta pola nilai penempatan suatu digit. Namun, orang Hindu tidak memperluas sistem tersebut untuk mewakili unit desimal. Oleh sebab itu, matematikawan muslim diakui sebagai peneliti yang pertama kali menemukannya. Sehingga cukup tepat jika angka 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 disebut sebagai angka Hindu-Arab.

Angka dari 1 sampai 9 merupakan angka-angka yang mudah untuk ditulis. Selain itu, posisi dalam penulisan angka Arab dapat menentukan nilai satuan, puluhan, ratusan, dan seterusnya dengan mudah. Contohnya bilangan 345 menunjukkan bahwa 5 sebagai satuan, 4 sebagai puluhan, dan 3 sebagai ratusan. Penggunaan angka nol pada posisi tertentu menunjukkan bahwa posisi tersebut kosong. Contohnya ketika kita menuliskan bilangan 207, maka posisi pulang dari bilangan tersebut bernilai kosong.

Baca Juga: Lisa BLACKPINK Catat Sejarah, Lagu Money Masuk Tangga Musik Top 40 Billboard

Sebelum notasi angka Arab dikenalkan, bangsa Barat kesulitan dalam menggunakan angka romawi. Secara sederhana kita dapat menuliskan angka 8 menggunakan satu digit, namun dalam angka romawi, nilai yang sama harus ditampilkan dengan empat digit VIII. Contoh lainnya, nomor 2843 pada angka romawi menjadi MMDCCCXLIII. Penulisan angka romawi seperti itu akan mempersulit dalam proses operasi hitung seperti perkalian dan pembagian. ***

Halaman:

Editor: Fadli

Sumber: bincangsyariah.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah