Network
JURNAL SINJAI - Bagi Anda para orang tua, khususnya yang masih muda, biasanya akan kerap mendengar ucapan-ucapan orang sekitar terkait tumbuh kembang anak. Tak jarang, ucapan itu malah mengarah ke tuntutan.
Psikolog dari Universitas Indonesia, Putu Andani mengingatkan orang tua agar tidak terpengaruh tuntutan orang-orang di lingkungan sekitar. Sebab, setiap anak memiliki kondisi dan tantangan yang berbeda.
"Biasanya, tuntutan itu bisa jadi kita internalisasi karena kita pikir itu standar yang harus dipenuhi. Padahal, jadi ibu itu tidak Key Performance Index (KPI)-nya tidak segampang itu. Banyak faktor yang tidak bisa kita kontrol," ujar Putu saat media gathering di Jakarta, dikutip dari ANTARA.
Baca Juga: Link Download dan Nonton Soul Land Episode 225 Sub Indo Terbaru, Bukan di Anichin atau Animexin
"Misalnya, anak harus seperti ini-itu, dia harus bisa ini-itu, tapi kenyataannya anaknya delay speech, misalnya, atau disleksia. Oke, standarnya harus berprestasi, tapi kalau anaknya disleksia gimana?" kata dia.
Menurut Putu, jika terlalu banyak mengikuti tuntutan masyarakat mengenai tumbuh kembang anak, orang tua akan stres. Jika stresnya berlangsung terus-menerus, maka kondisi tersebut akan berubah menjadi parental burnout.
"Kemudian jika burnout-nya tidak ditangani, maka akan berkembang jadi depresi. Enggak ada bunda yang paling juara, semuanya sama. Semua orang punya kondisi berbeda dan banyak faktor yang enggak bisa dikontrol. Tinggal kita yang harus manage ekspektasi kita," imbuh psikolog yang merupakan Co-Founder TigaGenerasi itu.
Saat mengasuh anak, kata Putu, yang paling penting dilakukan adalah memberikan cinta dengan sepenuh hati. Cinta orang tua pada anak dapat disampaikan dengan berbagai bahasa cinta seperti pujian, pelukan, hingga waktu.
