Kebahagian dan Penderitaan

- 16 Juli 2022, 09:42 WIB
Ilustrasi antara kebahagiaan dan penderitaan
Ilustrasi antara kebahagiaan dan penderitaan /Naja Nuroni/ lisa runnels

Mengzi berkata, "Berlaksa benda tersedia lengkap di dalam diri. "Kalau memeriksa diri ternyata penuh Iman, sesungguhnya tiada kebahagiaan yang lebih besar dari ini. "Sekuat diri laksanakanlah Tepasarira, untuk mendapatkan Cinta Kasih tiada yang lebih dekat dari ini!" (Mengzi Jilid VII A : 4)

Apa yang dikatakan Mengzi di atas menyiratkan sebuah contoh manajemen Jiwa yang bagus. Jika memeriksa diri penuh iman, maka itu sudah dapat dijadikan sebuah kebahagiaan. Hal kelihatannya sederhana ini yang menjadikan manusia kuat.

Nabi bersabda, "Dengan makan nasi kasar, minum air tawar dan tangan dilipat sebagai bantal, orang masih dapat merasakan kebahagiaan di dalamnya. Maka harta dan kemuliaan yang tidak berlandaskan Kebenaran, bagiKu laksana awan yang berlalu saja." (Lun Yu Jilid VII : 16)

Apa yang disabdakan Nabi Kongzi lewat ayat di atas ini lebih menguatkan kita, bahwa Kebahagiaan tidak tergantung pada materi yang menunjang kehidupan manusia itu. Tetapi kebahagian tergantung dari bagaimana manusia mampu menepatkan Jiwanya dalam posisi yang tepat, dalam hal ini adanya rasa syukur dalam Kebajikan. 

Jalan menuju Kebahagiaan

Untuk menuju Kebahagian sering kali manusia harus mengalami penderitaan. Manusia harus terus belajar untuk harmonis. Belajar pun akan disertai penderitaan. Dalam cerita silat klasik sering dikisahkan seorang pendekar diawali dengan hidup yang penuh penderitaan. Tapi hidup yang menderita itu menjadi jalan baginya untuk memperoleh ilmu yang mumpuni.

Baca Juga: DPR Minta Kemenag Pangkas Biaya Haji Tahun Depan, Bagaimana Kuota Jemaah?

Seorang pelajar yang ingin mendapatkan nilai yang baik harus tidur larut malam dan bangun pagi-pagi untuk mendapatkan lebih banyak waktu memahami materi yang diajarkan. Seorang pengusaha harus bekerja keras, mengeluarkan banyak modal untuk mencapai kesuksesannya. 

Karena Yin dan Yang itu berproses. Sesuatu yang bersifat Yin akan berbalik arah menjadi Yang. Penderitaan akan berproses menjadi suatu kekuatan yang mendatangkan Kebahagiaan.

"Begitulah kalau Tuhan YME hendak menjadikan seseorang besar, lebih dahulu disengsarakan batinnya, dipatahkan urat dan tulangnya, dilaparkan badan kulitnya, dimiskinkan sehingga tidak punya apa-apa, dan digagalkan segala usahanya. Maka dengan demikian digerakkan hatinya, diteguhkan Watak Sejatinya, dan bertambah pengertiannya tentang hal-hal yang ia tidak mampu.

Halaman:

Editor: Fadli

Sumber: Kemenag RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah