Mengenal Anemia Aplasik dan Penyebabnya, Penyakit Langka yang Diidap Almarhum Babe Cabita

9 April 2024, 20:13 WIB
Penjelasan tentang penyakit anemia aplastik yang diderita Babe Cabita sebelum meninggal dunia /Tangkap layar Instagram.com/@babecabiita

JURNAL SINJAI - Dunia hiburan Tanah Air hari ini, Selasa 9 April, berduka menyusul meninggalnya Komika Priya Prayogha Pratama Tanjung atau lebih dikenal sebagai Babe Cabita.

Komika kelahiran Medan, Sumatera Utara (Sumut) 5 Juni 1989 itu menghembuskan nafas terakhirnya di RS Mayapada Lebak Bulus, Jakarta Selatan, pagi tadi sekitar 06.38 WIB.

Sebelum meninggal, Babe Cabita diketahui sedang berjuang melawan penyakit anemia aplastik. Ia keluar masuk rumah sakit akibat penyakit langka ini.

Praktisi Kesehatan Masyarakat dr Ngabila Salama menyatakan anemia aplastik merupakan kondisi seseorang yang mengalami kegagalan sumsum tulang belakang untuk mereproduksi tiga jenis sel.

Baca Juga: Komika Babe Cabita Meninggal Dunia!

“Ketiga sel itu meliputi sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit),” kata Ngabila kepada ANTARA melalui pesan singkat di Jakarta, Selasa.

Menurut Ngabila, yang menjabat sebagai Kasie Pelayanan Medik dan Keperawatan RSUD Tamansari Jakarta itu, ada beberapa penyebab seseorang terkena anemia aplastik, di antaranya penyakit tersebut bisa didapat dari adanya keturunan genetik atau didapat selama hidup karena penyakit menular atau tidak menular, efek kemoterapi dan radioterapi pada kanker, autoimun, konsumsi obat-obatan atau zat kimia dan infeksi lainnya. 

Namun, kata dia, potensi seseorang terkena anemia aplastik amatlah jarang. 

“Kondisi ini sangat jarang, kurang dari 15.000 orang per tahunnya di Indonesia atau lima kasus per 100.000 penduduk sehingga sulit dikenali gejalanya,” ucap dia. 

Baca Juga: Ucapan Selamat Lebaran 2024: Penuh Makna, Lucu, dan Cocok Dibagikan di WhatsApp

Penderitanya disebut mengalami gejala seperti mudah merasa lemah, letih, lesu, lambat berfikir, dan loyo akibat kurangnya sel darah merah. Kemudian mudah sakit dan terkena infeksi menular seperti batuk pilek dan diare karena sel darah putih yang tidak cukup memberi proteksi pada tubuh.

Gejala lain yang dirasakan karena kekurangan keping darah yaitu mudah mengalami memar, muncul lebam kebiruan pada kulit bahkan saat tidak mengalami benturan dengan sebab yang jelas hingga sering mimisan. 

Ia menyarankan agar penyakit tersebut tidak menyebabkan perburukan gejala, masyarakat segera melakukan deteksi dan mengakses pengobatan secara dini. Skrining kesehatan dapat dilakukan secara berkala per enam bulan sekali.

Salah satu contoh program deteksi dini yang diberikan pemerintah secara gratis yaitu program calon pengantin yang mencakup pemeriksaan darah kedua calon dan pemeriksaan ibu hamil. 

Baca Juga: Tahanan KPK Dibolehkan Bertemu Keluarga di Momen Idul Fitri 2024

Sementara pada anak-anak dengan riwayat keturunan kanker seperti kanker darah atau autoimun, dianjurkan untuk melakukan skrining darah secara berkala enam atau 12 bulan sekali dengan pemeriksaan hematologi lengkap, bahkan sesuai anjuran dokter bisa jadi diperiksakan bone marrow puncture dan Red Blood Cell Distribution Width (RDW) untuk mengukur kisaran ukuran sel darah merah.

“Selain menjaga pola hidup sehat, ada baiknya kita segera periksakan darah lengkap secara gratis dengan BPJS di puskesmas terdekat atau mandiri,” kata Ngabila. 

Sebelumnya, publik digemparkan dengan kabar Komedian Babe Cabita yang dinyatakan meninggal dunia hari ini pukul 06.38 WIB di Rumah Sakit Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

Jenazahnya telah dimakamkan setelah shalat Ashar di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Kampung Gunung, Cirendeu, Tangerang Selatan.

Baca Juga: Real Madrid vs Manchester City Liga Champions 2024: Pasukan Pep Guardiola Dibekap Cedera

Meski demikian, tidak disebutkan penyebab kematian komedian tersebut. Namun, tahun lalu Babe Cabita sempat menjalani perawatan di rumah sakit untuk penyakit anemia aplastik yang dideritanya.***

Editor: Sri Astuti

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler