Dukung Usaha Kecil, Pengelola Masjid Pejuang Nurul Ittihad Berdayakan Pedagang Kue Tradisional

- 3 April 2023, 10:21 WIB
Suasana jemaah menunggu waktu berbuka puasa dengan menu tradisional di Masjid Nurul Ittihad Kalukuang, di Makassar, Minggu (2/4/2023)
Suasana jemaah menunggu waktu berbuka puasa dengan menu tradisional di Masjid Nurul Ittihad Kalukuang, di Makassar, Minggu (2/4/2023) /Antara/ Suridibangunani Mappong

JURNAL SINJAI - Sebagai bentuk kepedulian terhadap usaha kecil, pengelola Masjid Pejuang Korban Westerling, Masjid Nurul Ittihad Desa Kalukuang, Kecamatan Tallo, Makassar, Sulawesi Selatan memberdayakan para pedagang kue tradisional, khususnya penjual kue buroncong dan bassang.

“Untuk menu buka puasa di momen Ramadhan ini kami mengundang para pedagang kue tradisional sebagai bentuk kepedulian terhadap usaha kecil, sekaligus pemberdayaan umat,” ujar Ketua Yayasan Masjid Nurul Ittihad, Kalukuang Prof Dr Hasrullah di Makassar, Senin, 3 April 2023.

Dikatakannya, dengan menghadirkan menu tradisional khas Bugis Makassar ini, sekaligus memperkenalkan kue tradisional tersebut kepada generasi penerus yang lebih akrab dengan jajanan modern.

Baca Juga: Polisi Selidiki Penyebab Ledakan dan Kebakaran di Kilang Pertamina Dumai

Menurutnya, dua jenis kue tradisional yakni kue buroncong atau pancong dan bassang yang berbahan dasar jagung ketan patut dilestarikan sebagai hasil budaya nusantara.

Sementara itu, H Karim Amrullah yang merupakan salah satu pendiri masjid yang juga merupakan keluarga pejuang melawan Westerling pasca kemerdekaan tahun 1948 mengatakan, nilai perjuangan 10 pendiri masjid masih mengalir kepada pengurus dan warga Kalukuang. .

Hal ini terlihat dari kepedulian untuk membantu masyarakat kecil dan juga semangat untuk membangun masjid yang telah dibangun untuk keempat kalinya dengan dana swadaya dari masyarakat sekitar dan juga masyarakat Sulsel yang merantau di berbagai daerah.

Sebagai gambaran, kata pelaku sejarah tersebut, awal pembangunan masjid pada tahun 1948 diprakarsai oleh para pejuang yang berada di sekitar Kalukuang.

Baca Juga: Nauzubillahiminzalik! Penyakit Berat bila Konsumsi Gula Pasir, Ini Penjelasan dr. Zaidul Akbar

Selanjutnya pada tahun 1966 dilakukan renovasi, kemudian dilakukan pembangunan pada tahun 1978 dengan dana swadaya masyarakat.

“Selanjutnya, pada 11 Januari 2021 telah dilakukan peletakan batu pertama pemugaran dan kini masjid tempur ini sudah 99 persen selesai dengan biaya mencapai Rp 5,4 miliar,” ujarnya.

Sementara itu, salah satu pedagang kue tradisional Soriati mengatakan bahwa ia sangat bersyukur terlibat dalam mempersiapkan menu Bugis Makassar khusus.

Sebelumnya, lanjutnya, ia hanya berjualan kue Buroncong dari kompleks ke kompleks untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan biaya sekolah ketiga anaknya.***

Editor: Wahyudi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x