Konflik di Ekuador, Kemlu Pastikan Tidak Ada WNI Jadi Korban

- 12 Januari 2024, 08:41 WIB
Seorang petugas polisi menggeledah seorang pria setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun. kalimat, di Guayaquil, Ekuador, 9 Januari 2024.
Seorang petugas polisi menggeledah seorang pria setelah Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan keadaan darurat selama 60 hari menyusul hilangnya Adolfo Macias, pemimpin geng kriminal Los Choneros, dari penjara tempat dia menjalani hukuman 34 tahun. kalimat, di Guayaquil, Ekuador, 9 Januari 2024. / REUTERS/Vicente Gaibor del Pino/

JURNAL SINJAI - Konflik bersenjata geng narkoba di Ekuador menyebabkan kekerasan dan kekacauan di seluruh negeri. Hal itu membuat Presiden Ekuador, Noboa mengumumkan keadaan darurat.

Menanggapi peristiwa tersebut, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI telah memastikan bahwa tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban selama kekerasan yang terjadi di Ekuador.

“Berdasarkan komunikasi dengan komunitas WNI, hingga saat ini tidak ada WNI yang menjadi korban,” kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kemlu Judha Nugraha, Jumat 12 Januari 2024.

Dalam catatan KBRI Quito, total WNI yang berada di Ekuador saat ini sebanyak 48 orang.

Sebagian dari mereka adalah WNI yang berprofesi sebagai paderi atau misionaris yang tersebar di wilayah terpencil di luar wilayah Guayaquil. Sementara sebagian lainnya adalah staf dan keluarga KBRI yang bermukim di Ibu Kota Quito.

Baca Juga: Perkuat Perlindungan Konsumen dan Masyarakat, OJK Terbitkan Aturan Baru, Ada 11 Poin Penting

“Secara khusus, KBRI juga telah memonitor kondisi WNI di Guayaquil. Tercatat satu WNI perempuan tercatat menetap di wilayah tersebut, tetapi saat ini yang bersangkutan terpantau tengah berada di luar wilayah wilayah Equador,” tutur Judha.

Dia menjelaskan bahwa KBRI terus menjalin komunikasi dengan para WNI dan menyusun rencana kontingensi untuk antisipasi jika terjadi eskalasi yang semakin memburuk.

Pemerintah Ekuador telah menetapkan kondisi darurat pada 8 Januari 2024, yang dipicu kerusuhan di wilayah Guayaquil oleh kelompok geng bersenjata.

Presiden Ekuador Daniel Noboa mengumumkan perang terhadap kartel narkoba setelah tiga hari gelombang kekerasan terjadi, ketika geng-geng tersebut bentrok dengan angkatan bersenjata negara itu.

Bentrokan bersenjata sejauh ini telah menyebabkan 11 korban tewas. Pihak berwenang juga melaporkan tindakan kekerasan seperti pembakaran kendaraan, blokade, dan pemboman di sejumlah provinsi.

Sementara itu, lembaga pemasyarakatan nasional pada Rabu mengumumkan bahwa para narapidana telah menyandera 139 sipir penjara.

Baca Juga: Tersiksa dengan Batuk Kering yang Tidak Sembuh? Redakan dengan Bahan Alami Ini

Gelombang kekerasan di negara tersebut dipicu oleh kaburnya Jose Adolfo Macias, alias "El Fito", pemimpin "Los Choneros", sebuah organisasi kekerasan yang menguasai perdagangan narkotika di negara tersebut dan diduga merupakan cabang Kartel Sinaloa, sebuah sindikat kriminal asal Meksiko.

Pekan lalu, Macias melarikan diri dari selnya di penjara Litoral Guayaquil bersama dengan gembong narapidana lainnya.

Dia menjalani hukuman 34 tahun penjara sejak 2011 setelah dinyatakan bersalah atas perdagangan narkoba, pembunuhan, dan kejahatan terorganisasi.***

Editor: Wahyudi

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x