Terkait dengan kepercayaan ini, Imam Suyuthi, mengutip pendapat Syekh Izzuddin bin Abdus Salam dalam al-Qawaaid al-Qubra:
وَمَنْ زَعَمَ أَنَّ الْإِلَهَ يَحُلُّ فِي شَيْءٍ مِنْ أَجْسَادِ النَّاسِ أَوْ غَيْرِهِمْ فَهُوَ كَافِرٌ
“Siapa saja yang meyakini bahwa Tuhan, bertempat dalam tubuh manusia atau yang lain, maka dia kafir”. (Al-Hawi lil Fatawa, j. 3, h. 193)
Fakta Sejarah tentang Zamzam
Pengakuan tentang air Zamzam yang berasal dari urine suku Baduy juga tidak benar, karena bertentangan dengan fakta sejarah yang menyebutkan bahwa air Zamzam berasal dari kisah Nabi Ibrahim yang menghijrahkan Hajar ke Makkah.
Ketika Hajar mengalami kehausan bersama Ismail, malaikat turun dan bertanya, “Apakah engkau haus?” maka Hajar menjawab, “Benar”. Kemudian malaikat mencari-cari dengan sayapnya, kemudian keluarlah air dari sumur Zamzam.
Baca Juga: Lirik Lagu Ice On My Baby (Remix) oleh Yung Bleu ft Kevin Gates yang Viral di TikTok
Hajar lantas mengumpulkan air tersebut dan meminumnya. Seandainya Hajar tidak melakukan itu, maka Zamzam akan menjadi mata air yang mengalir. (Akhbaaru Makkah lil Fakihani, j. 3, h. 113.)
Tidak Boleh Memanggil Rasulullah dengan Namanya
Allah mewajibkan kita untuk memuliakan dan mengagungkan Rasulullah, sehingga tidak boleh memanggil nama beliau secara langsung, semisal “Wahai Muhammad”, atau julukannya, semisal “Wahai Abul Qasim”. Bahkan kita harus memanggil dengan panggilan memuliakan, semisal “Ya Nabiyallah” atau “Ya Rasulallah”.