Rusia kembali Menyerang Pelabuhan Odesa, Ukraina 'Meludahi Wajah' Turki dan PBB

24 Juli 2022, 13:55 WIB
Ilustrasi Rudal/Rusia kembali gencarkan serangannya kepada Ukraina /Galuh Chandra/financialexpress.com

JURNAL SINJAI – Konflik Rusia dengan Ukraina nyatanya belum menemui titik terang. Pasalnya, hingga saat ini serangan demi serangan masih gencar dilakukan.

Dikutip Jurnalsinjai.com dari metro.co.uk. menyebutkan bahwa belum lama ini, Rusia kembali melepaskan alat perangnya kepada Ukraina.

Rudal Rusia menghantam pelabuhan Odesa di Laut Hitam Ukraina beberapa jam setelah Moskow dan Kyiv menandatangani kesepakatan yang mengakhiri blokade ekspor biji-bijian dari kota itu.

Baca Juga: Berpidato di Polandia, Joe Biden Serukan Negara Merdeka Dunia Menentang Invasi Rusia

Kementerian Luar Negeri Ukraina mengecam serangan itu sebagai 'meludahi wajah' Turki dan PBB, yang menengahi perjanjian.

Dua rudal Rusia menghantam infrastruktur pelabuhan dan pertahanan udara Ukraina menjatuhkan dua lainnya, kata militer negara itu.

Itu tidak merinci seberapa buruk kerusakan itu atau mengatakan apakah serangan itu menyebabkan korban.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Oleg Nikolenko mengatakan: "Butuh waktu kurang dari 24 jam bagi Rusia untuk meluncurkan serangan rudal ke pelabuhan Odesa, melanggar janjinya dan merusak komitmennya di hadapan PBB dan Turki berdasarkan perjanjian Istanbul," ujar Nikolenko.

Baca Juga: Ukraina Tidak Menyerah, Perundingan Damai dengan Rusia Jadi Sulit

Jika tidak terpenuhi, Rusia akan bertanggung jawab penuh atas krisis pangan global.

Setelah kesepakatan kemarin dibuat di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji momen itu sebagai 'titik balik'.

Pemimpin, yang menawarkan kotanya sebagai tempat netral, dengan penuh kemenangan berkata: 'Perang akan berakhir di meja perundingan.'

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut kesepakatan itu 'suar harapan, suar kemungkinan, suar bantuan di dunia yang lebih membutuhkannya dari sebelumnya'.

Dia menggambarkan perjanjian untuk membuka pelabuhan Ukraina di Odesa, Chernomorsk dan Yuzhny sebagai 'kesepakatan untuk dunia', karena blokade menyebabkan kekacauan pada pasokan makanan global.

Baca Juga: Sanksi Akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Belanda Sita Aset Rusia Senilai Rp3,18 Triliun

Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum, jagung, dan minyak bunga matahari terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia ke negara itu dan blokade laut di pelabuhannya menghentikan pengiriman.

Hari ini kantor Guterres mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Sekjen PBB 'dengan tegas mengutuk' serangan hari ini. ***

Editor: Fadli

Sumber: Metro.co.uk

Tags

Terkini

Terpopuler