Jika tidak terpenuhi, Rusia akan bertanggung jawab penuh atas krisis pangan global.
Setelah kesepakatan kemarin dibuat di Istanbul, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan memuji momen itu sebagai 'titik balik'.
Pemimpin, yang menawarkan kotanya sebagai tempat netral, dengan penuh kemenangan berkata: 'Perang akan berakhir di meja perundingan.'
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menyebut kesepakatan itu 'suar harapan, suar kemungkinan, suar bantuan di dunia yang lebih membutuhkannya dari sebelumnya'.
Dia menggambarkan perjanjian untuk membuka pelabuhan Ukraina di Odesa, Chernomorsk dan Yuzhny sebagai 'kesepakatan untuk dunia', karena blokade menyebabkan kekacauan pada pasokan makanan global.
Baca Juga: Sanksi Akibat Invasi Rusia ke Ukraina, Belanda Sita Aset Rusia Senilai Rp3,18 Triliun
Ukraina adalah salah satu pengekspor gandum, jagung, dan minyak bunga matahari terbesar di dunia, tetapi invasi Rusia ke negara itu dan blokade laut di pelabuhannya menghentikan pengiriman.
Hari ini kantor Guterres mengeluarkan pernyataan yang mengatakan Sekjen PBB 'dengan tegas mengutuk' serangan hari ini. ***