Tips Memompa dan Menyimpan ASI Perah Agar Kualitas Tetap Terjaga

27 Januari 2024, 18:00 WIB
Ilustrasi memberi ASI menggunakan dot. /pixabay/StockSnap

JURNAL SINJAI - Air Susu Ibu (ASI) adalah makanan pertama bayi hingga berusia 6 bulan. Anjurannya, ASI diberikan kepada bayi hingga usia 2 tahun.

Memberikan asi kepada bayi bisa dilakukan dengan dua cara, pertama adalah dengan direct breastfeeding (DBF) atau dengan menggunakan dot.

Banyak ibu yang melakukan DBF untuk bayi, dan ada juga yang memerah ASI untuk bayinya.

Baca Juga: Bayi Sering Bangun Tengah Malam? Orang Tua Tidak Perlu Khawatir, Hal Itu Normal

Namun, tidak sebaik DBF, memberikan ASI perah kepada bayi membutuhkan penanganan yang baik.

ASI perah mempunyai perlakuan khusus agar nutrisi terjaga dan tidak terkontaminasi.

Bagi ibu yang melakukan ASI perah, simak cara memompa ASI dan cara menyimpan yang benar, dilansir dari Healthline.

Baca Juga: Merasa Bermimpi Tapi Tidak Jelas, Simak Penjelasan dan Penyebabnya Berikut Ini

Menangani ASI dengan aman
Selalu cuci tangan Anda dengan air sabun hangat sebelum memegang perlengkapan pompa dan ASI. Jika Anda tidak dapat menemukan sabun, pastikan untuk menggunakan pembersih tangan yang mengandung setidaknya 60 persen alkohol.

Tips untuk memompa
Periksa pompa Anda sebelum menggunakannya. Carilah bagian yang rusak atau kotor, seperti selang, yang dapat mengkontaminasi ASI Anda.

Setelah susu dipompa dan dimasukkan ke dalam wadah penyimpanan, tandai dengan jelas jumlah ons serta tanggal dan waktu untuk referensi Anda. Anda dapat mempertimbangkan untuk menggunakan spidol permanen agar tidak luntur jika basah.

Baca Juga: Madu Dapat Meningkatkan Kesuburan Pria dan Wanita?

Selalu bersihkan bagian pompa Anda secara menyeluruh dan biarkan mengering sebelum disimpan untuk mencegah jamur dan penumpukan bakteri lainnya.

Pada sebagian besar pompa listrik, pipanya tidak boleh basah. Terlalu sulit untuk mengeringkannya kembali, sehingga dapat menyebabkan tumbuhnya jamur.

Tips menyimpan ASI perah
Jika Anda tidak ingin langsung menggunakan susu segar, pastikan untuk segera membekukannya agar mempertahankan kualitas terbaik ASI.

Baca Juga: Manfaat Rutin Minum Air Rebusan Nanas Bisa Meningkatkan Keseburan, Dapatkan 8 Khasiat Lainnya

Cobalah membekukan ASI dalam jumlah yang lebih kecil, seperti 2 hingga 4 ons. Dengan cara ini, Anda tidak akan membuang-buang ASI jika bayi Anda tidak habis.

Sisakan satu inci ruang di bagian atas wadah Anda saat dibekukan untuk memberikan ruang untuk ekspansi. Dan tunggu untuk mengencangkan tutup atau tutup wadah hingga susu benar-benar membeku.

Simpan susu di bagian belakang freezer, bukan di pintunya. Melakukan hal ini akan membantu melindungi susu Anda dari perubahan suhu apa pun.

Baca Juga: Cek Faktanya, Tidur Pagi untuk Ibu Hamil Berbahaya?

Tips untuk mencairkan dan menghangatkan ASI perah
Selalu gunakan ASI tertua terlebih dahulu pada rotasi Anda.
Cukup cairkan susu semalaman di lemari es Anda. Anda tidak perlu menghangatkannya untuk bayi kecuali itu yang diinginkannya.

Jika Anda menghangatkan susu, pastikan wadahnya tertutup selama proses berlangsung. Pegang di bawah aliran air hangat (bukan panas) dari keran Anda.

Alternatifnya, Anda bisa memasukkannya ke dalam semangkuk air hangat.
Jangan gunakan microwave Anda untuk menghangatkan susu. Hal ini dapat merusak ASI dan menimbulkan “titik panas” pada ASI yang berpotensi menyebabkan bayi Anda terbakar.

Baca Juga: Jangan Langsung Dibuang, Ketahui Manfaat Biji Pepaya untuk Kesehatan

Selalu uji suhu susu di pergelangan tangan Anda sebelum memberikannya kepada bayi Anda. Jika terasa panas, tunggu hingga terasa hangat dan nyaman.

Jangan mengocok susu untuk mencampurkan lemak dengan bagian yang lebih encer. Sebagai gantinya, putar susu dengan lembut agar tercampur.

Kantong penyimpanan
Kantong penyimpanan sekali pakai sangat berguna karena dapat dibekukan secara mendatar dan ditumpuk sehingga tidak memakan banyak ruang di dalam freezer.

Baca Juga: Ini Langkah Menurunkan Demam Tanpa Harus Minum Obat

Tas yang baik terbuat dari bahan food grade, bebas BPA dan BPS yang telah disterilkan sebelumnya dan tahan bocor. Anda juga dapat menuliskan tanggal atau informasi lainnya langsung di tas.

Banyak pilihan di pasaran yang memungkinkan Anda memompa langsung ke dalam kantong untuk menghilangkan kemungkinan kontaminasi.

Salah satu potensi kelemahan tas penyimpanan adalah kemungkinan lebih besar bocor dibandingkan botol penyimpanan.

Baca Juga: Begini Gejala Kista Ovarium pada Wanita yang Harus Diwaspadai

Botol dan gelas penyimpanan
Jika Anda memiliki lebih banyak ruang, menyimpan dalam botol mungkin merupakan pilihan yang tepat untuk Anda.

Botol dapat digunakan kembali jika Anda ingin menghasilkan lebih sedikit limbah.

Anda bahkan dapat memompanya ke dalam botol, menyimpannya di lemari es atau freezer, lalu menghangatkan susu dan memberikannya langsung dari satu wadah.

Botol juga bisa dimasukkan ke dalam mesin pencuci piring agar mudah dibersihkan.

Baca Juga: Kenali Perbedaan Miom dan Kista Serta Cara Pengobatannya

Baki penyimpanan
Anda mungkin juga ingin menggunakan nampan yang mirip dengan nampan es batu untuk menyimpan ASI dalam jumlah lebih sedikit.

Cukup tuangkan susu Anda ke dalam nampan dan bekukan. Keluarkan kubus sesuai kebutuhan.

Carilah nampan yang terbuat dari silikon atau bahan food grade bebas BPA dan BPS lainnya. Baki juga harus memiliki penutup untuk melindungi susu dari freezer burn.

Baca Juga: Lakukan 8 Tips Ini untuk Mengatasi Sinusitis di Rumah

Apa yang tidak boleh digunakan
Anda tidak boleh hanya menyimpan susu di wadah bekas atau nampan es batu. Apapun yang Anda gunakan sebaiknya terbuat dari bahan food grade yang bebas BPA dan BPS.

Jika wadah Anda memiliki nomor daur ulang 7, berarti wadah tersebut mengandung BPA dan tidak boleh digunakan.

Pastikan tutup kaca atau plastik Anda terpasang erat. Jika Anda menggunakan kantong, periksa untuk memastikan Anda telah menyegelnya dengan benar.

Baca Juga: Tetap Waspada, Ini Daftar Penyakit Menular Umum Terjadi di Indonesia

Dan jangan menyimpan ASI di dalam wadah plastik yang dapat dimasukkan ke dalam beberapa botol. Hal yang sama berlaku untuk tas sandwich zip-top. Ini tidak dimaksudkan untuk penyimpanan jangka panjang.

Sebagai catatan, jika bayi Anda sakit, sebaiknya gunakan susu segar daripada susu beku untuk sementara.

ASI yang dipompa dan disimpan tetap memberikan manfaat kesehatan bagi bayi, namun sel-sel tertentu mungkin mulai rusak seiring berjalannya waktu.

Baca Juga: Begini Langkah Pengobatan Kaki O yang Bisa Dilakukan

Selain itu, ASI segar mungkin mengandung antibodi yang membantu mencegah penyakit yang mungkin baru saja diderita bayi Anda.

Oleh karena itu, Anda akan mendapatkan manfaat kekebalan tubuh yang maksimal bagi bayi yang sakit dengan menggunakan ASI segar, bukan ASI beku.

Editor: Sri Astuti

Tags

Terkini

Terpopuler